Selasa, 14 Februari 2012

Legenda Reggae UB40 Bangkrut

Ali Campbell saat memperkuat UB40 (Foto: Reuters)
0 
Ali Campbell saat memperkuat UB40
BIRMINGHAM - Empat anggota veteran reggae UB40 yang tersisa, yakni Brian Travers, Jimmy Brown, Terence Oswald, dan Norman Hassan dinyatakan bangkrut oleh hakim Pengadilan Birmingham.

Brangkrutnya band yang berdiri pada 1978 itu akibat kegagalan perusahaan rekaman dan manajemen perusahaan DEP International. Juga perselisihan soal kondisi keuangan band,  yang memaksa vokalis Ali Campbell hengkang dari band pada 2008.

Pengadilan memberikan tenggat waktu satu tahun bagi UB40 untuk melunasi utangnya guna menghindari sita aset properti dari petugas pajak.

Sebelumnya, Campbell sempat mengingatkan rekan-rekannya soal bencana keuangan yang akan menggoyang band mereka.

"Alasan yang sangat kuat kenapa saya meninggalkan band. Kejadian seperti ini ketakutan terbesar saya saat saat bersama mereka. Jangan bilang aku tidak memperingatkan mereka," kata Campbell, yang dilansir NME, Selasa (18/10/2011).

UB40 berasal dari Birmingham, Inggris, dibentuk oleh Ali Campbell dan Brian Travers. Nama UB40 sendiri berasal dari formulis untuk orang tunakarya, Unemployment Benefit Form 40.

Konser pertama mereka digelar pada 9 Februari 1979 di The Hare & Hounds Pub, Kings Heath, Birmingham dalam perayaan HUT salah seorang teman mereka.

UB40 mulai terkenal saat didapuk band pembuka The Pretenders. Debut single terlaris hingga mereka diterima di berbagai belahan dunia adalah saat menyanyikan lagu milik Elvis Presley berjudul (I Can't Help) Falling In Love With You yang menjadi Ost film Sliver. Lagu tersebut berhasil bertengger di posisi satu di Eropa dan AS.

Lagu lain yang tak kalah tenar adalah Red Red Wine dan I Got You Baby. Sampai saat ini, mereka sudah mengoleksi 17 album studio, 13 album kompilasi, 6 album live, dan 2 album remix.


KOES PLUS
LEGENDA YANG MEMBAWA PERUBAHAN
DI INDUSTRI MUSIK INDONESIA




Assalamualaikum agan-agan sekalian. Selamat datang di trit ane ini. Kali ini ane mau ngebahas tentang band legendaris Indonesia (Idola bo-nyok ane )

Yupp, apalagi kalo bukan Koes Plus

Langsung aja cekibrot....


Quote:
"Nggak diragukan lagi, inilah band yang berhasil mengubah wajah musik lokal sampai berwujud seperti sekarang ini. Koes Plus, legenda musik Indonesia"
PRELUDE

Quote:
"Sebelum ada Koes Plus, saya udah duluan terkenal. Orang mana yang nggak kenal saya. Dari ibu-ibu, nenek-nenek, sampe anak kecil, kenal saya", ucap Yon Koeswoyo gambarin betapa terkenalnya dia dulu.

Yon emang bukan asal sebut. Sebagai vokalis sekaligus ikon Koes Plus, namanya emang dikenal hampir seluruh lapisan masyarakat. Bahkan waktu bandnya masih bernama Koes Bersaudara. Tiap kali konser, yang dateng bisa siapa aja. Nenek-nenek sampe anak muda.

Ya, dimulai dari nama Koes Bersaudara (1953) sampe akhirnya Koes Plus (1969), band ini tetap jadi ikon musik Indonesia waktu itu. Setiap gebrakannya selalu jadi kiblat buat musisi dan band lainnya.

Tapi apa yang bikin band ini segitu melegenda dan dahsyatnya?

Salah satunya adalah kejeniusan mereka bikin lagu. Coba kita liat, dalam setahun berapa banyak album yang bisa dihasilkan band atau musisi sekarang? Paling banyak satu album. Bagaimana dengan Koes Plus?

"Wah, inilah hebatnya Koes Plus. Satu bulan aja kami bisa ngeluarin dua album.Dilalahnya lagunya bukan lagu sembarangan. Semua enak didenger dan jadi hits," kenang Mas Yon bangga.

Koes Plus emang gila. Kreativitasnya jauh di luar nalar. Bayangin semasa jayanya, baik Koes Bersaudara, maupun Koes Plus udah nyiptain 900 lagu (93 album). Lagu yang sekarang masih akrab di kuping kita.

Sebut aja beberapa contoh lagu Koes Plus yang dinyanyiin ulang band dan musisi sekarang. Ada Pelangi, Bunga di Tepi Jalan, Bis Sekolah, Bujangan, atau Manis dan Sayang. Liriknya simpel dan musiknya bisa dengan mudahnya masuk kuping.
NIRU BAND BARAT, SELERA INDONESIA

Quote:
"Lagu-lagu kami awalnya banyak diilhami sama band Everly Brothers. Lalu pas The Beatles masuk, kami ikutin beberapa gayanya," papar Mas Yon, satu-satunya personil Koes Plus yang sampe sekarang masih aktif bermusik di usianya yang udah menginjak 69 tahun.

Kekuatan Koes Plus awalnya ada di sosok Tonny Koeswoyo. Pria ini yang jadi penggerak buat kakak-beradik Koes bikin band. Nama-nama kayak Yon, Yok, Jon, dan Nomo, ada di deretan personil Koes Bersaudara.

Hebatnya, walaupun terinspirasi band asing, lagu-lagu Koes Bersaudara punya nada-nada slow yang kental nuansa melayunya. Khas Indonesia banget.

"Jaman dulu kan musik Indonesia gayanya cengeng dan temanya kebanyakan percintaan. Kami waktu itu masuk pake format band, walau slow tapi beat-nya beda, dan lirik kami ngebahas semua hal. Bukan cuma cinta," tegas pria beristrikan Bonita ini.

Ini belum seberapa. Begitu berubah jadi Koes plus, kegilaan band ini makin keliatan. Di Koes Plus semua personilnya nyanyi, juga bikin lagu.

Dan, terinspirasi The Beatles, band ini langsung berubah haluan jadi band dengan musik cepat dan enerjik. Nggak heran, di awal perubahan ini, penjualan albumnya sempat mandek setahun.

"Penggemar kaget. Mereka ngerasa ini bukan Koes Bersaudara yang mereka kenal. Musiknya Koes Bersaudara kan lambat, tenang, dan bersahaja. Ini kok ngejedag-ngejedug," kenang Mas Yon berapi-api.

Mandek setahun kemudian ketenaran Koes Plus melesat. Tercatat, bukan cuma lagu-lagu pop aja yang dibikin band ini. Lengkap, mulai dari pop jawa, keroncong, melayu, sampai qasidah dan natal, ada semua.

"Seandainya kami lahir di Inggris, ketenaran kami pasti ngalahin The Beatles. The Beatles mana punya album berbahasa jawa dan keroncong. Kami punya. Dan meledak. Hehe," canda Mas Yon yang dulu sekali manggung bisa dibayar sampai 3.5 juta (150 juta kalo sekarang).
BAND REKAMAN PERTAMA

Quote:
Selain menggebrak di aliran musik, lirik, dan jumlah album. Koes Plus juga bikin gebrakan buat urusan rekaman.

"kami adalah band pertama yang ngerekam lagu-lagu kami di piringan hitam. Rekaman yang bisa didengerin semua orang," kata Mas Yon semangat.

Everly Brothers lagi-lagi jadi inspirasinya. Yon bersaudara pengen banget lagu mereka dikenal banyak orang dan bisa didenger terus. Itu sebabnya lewat payung Koes Bersaudara, band ini ngerekam lagu-lagunya.

Bahkan, walau sempet dipenjara Soekarno gara-gara sering nyanyiin lagu The Beatles (Soekarno nggak suka budaya asing, imperialisme), nggak bikin semangat Koes Plus kedodoran bikin album.

Bukan cuma piringan hitam. Begitu teknologi kaset pun masuk Indonesia, Koes Plus lah band pertama yang ngrekam di kaset.

"Harga alat buat nyetel piringan hitam kan mahal, nggak semua orang punya. Penjualannya cuma tembus di angka 20 ribu. Jadi kami beralih ke kaset, biar lagu kami makin bisa dinikmati semua orang. Nah, band yang lain ngikut!," tambah Mas Yon senyum-senyum.

Hasilnya? Kayak yang kita liat sekarang. Lagu-lagu band ini tetep bisa dinikmati sampe sekarang dan mengispirasi banyak orang. Hebatnya, biar dibajak banyak orang, Mas Yon nggak keberatan. Menurutnya itu salah satu hak yang bikin Koes Plus makin gede.

"kami bermusik dari hati. Tiap personil hobi bermusik dan pengen bikin yang terbaik. Nggak ada keinginan atau ambisi buat terkenal atau punya banyak duit. Mungkin itu yang bikin lagu-lagu Koes Plus gampang masuk ke hati fans dan tetap melegenda sampe sekarang," katanya
TAK TERTANDINGI

Quote:
Kalo ditanya tentang musik Indonesia sekarang, dengan sigap Yon langsung angkat jempol.

"Industri musik sekarang itu luar biasa. Maju, nggak kayak jaman saya dulu. Banyak musisi muda yang kreatif dan berani bikin lagu. Sayangnya, nggak ada yang bisa sehebat Koes Plus. Jadi legenda. Band sekarang cuma bisa bertahan sebentar. Setelah itu dilupain masyarakat," tambahnya.

Buat Mas Yon, akar masalahnya adalah sekarang ini terlalu banyak band bermunculan. Hasilnya, masyarakat sering direcokin sama lagu baru padahal lagu sebelumnya masih enak dinyanyiin.

Parahnya lagi, menurut Mas Yon, hampir semua band sekarang nggak punya karakter spesifik. Kalo pun ada, karakter mereka terbatas di satu warna. Ini yang bikin sekarang nggak bisa berkembang segila Koes Plus.

"Saya suka Peterpan. Musiknya khas. Dan saya liat nggak ada yang nyamain. Beda sama Dewa 19, kalo mereka kan keliatan niru Queen. Tapi sayangnya Peterpan nggak bisa bertahan lama. Soalnya warna musiknya cuma di situ aja. Kalo Koes Plus kan bisa kemana-mana. Keroncong bisa, dangdut bisa, rock n' roll apalagi.," ujar pria yang udah 48 tahun berkecimpung di industri musik Indonesia ini, santai.

Jadi menurut Mas Yon, biar bisa survive di industri musik, harus punya karakter dan bisa menjelajah ke berbagai genre. Hmmm..solusi yang masuk akal sepertinya.

Buat yang mau bertahan, berani nyoba resepnya?